ANALISIS TENTANG ANGKA HARAPAN HIDUP DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2011-2013
ANALISIS TENTANG ANGKA HARAPAN HIDUP DI PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT TAHUN 2011-2013
Abstract
Social, health, economic, environmental, education and
offspring factors are life expectancy support in West Nusa Tenggara. Life
expectancy in West Nusa
Tenggara is strongly influenced by these six factors. Educational factors
are one of the biggest factors because through education it consider a simpler
phrase other five factors can increase. The higher a person's education
indirectly these five factors can rise, including awareness of health is
important where health starts from environmental, social, and hereditary
factors. With this may not be necessary educational factors, the economy can
develop through businesses built from resources found in West Nusa Tenggara,
both natural resources and human resources.
Keywords: Life expectancy, West Nusa Tenggara
Abstrak
Faktor social,
kesehatan, ekonomi, lingkungan, pendidikan, dan keturunan merupakan penunjang
AHH di Nusa Tenggara Barat. AHH di Nusa Tenggara Barat sangat dipengaruhi oleh
enam factor tadi. Faktor pendidikan adalah salah satu factor terbesar karena
melalui pendidikan diharapkan lima factor lainnya bisa meningkat. Semakin
tinggi pendidikan seseorang secara tidak langsung lima faktor tadi bisa naik
seperti sadar akan kesehatan itu penting yang dimana kesehatan dimulai dari
factor lingkungan, social, dan keturunan. Dengan adanya factor pendidikan,
perekonomian bisa berkembang melalui usaha-usaha yang dibangun dari sumber daya
yang terdapat di Nusa Tenggara Barat, baik itu sumber daya alam maupun sumber
daya manusia.
Kata kunci: AHH, Nusa Tenggara Barat
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
AHH di suatu
wilayah setiap periodenya diharapkan akan selalu menunjukkan angka yang
meningkat secara signifikan. Tidak banyak yang tahu terkait pentingnya AHH itu
sendiri. AHH disuatu daerah berbeda dengan daerah lainnnya. Perbedaan tersebut
bisa diliat dari berbagai faktor. Untuk di daerah
provinsi Nusa Tenggara Barat sendiri terbagai menjadi enam faktor yang mempengaruhi AHH, antara lain faktor sosial, kesehatan,
ekonomi, lingkungan, pendidikan, dan keturunan.
AHH di negara
berkembang khususnya di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
secara khusus dari tahun 2011-2013. Bedasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Indonesia pada tahun 2011 AHH di Indonesia sebesar 70.01, ditahun 2012 naik
sebesar 0.19 menjadi 70.20 demikian juga halnya di tahun 2013 yang juga naik
sebesar 0.20 menjadi 70.40.
2.1 Rumusan
Masalah
AHH di Indonesia
terus meningkat tiap tahunnya namun tidak merata, seperti pendistribusian
ekonomi dan fasiltas kesehatan. Masih banyak daerah-daerah yang AHH-nya masih
rendah salah satunya daerah provinsi Nusa Tenggara Barat yang meskipun selalu
naik tiap tahun namun kenaikannya masih kecil dibandingkan dengan pulau
Sulawesi dan Maluku misalnya.
Meskipun pemerintah telah melakukan pembenahan
namun, pembenahan banyak yang kurang tepat sasaran seperti meningkatkan faktor
kesehatan yang menggunakan kartu BPJS yang dipergunakan oleh masyarakat yang
kurang mampu. Namun kenyataannya sangat berbeda di lapangan yang terjadi adalah
orang yang mempunyai penghasilan tinggi justru lebih banyak yang menggunakan
BPJS dibandingkan masyarakat yang kurang mampu.
Dari segi faktor sosial juga misalnya
masih banyak masyarakat yang tidak sadar akan pentingnya kebersihan di sekitar
rumah mereka. Kebanyakan dari mereka banyak yang kurang peduli terhadap
lingkungan mereka seperti membuang sampah di selokan yang menyebabkan bau yang
tidak sedap, mengundang penyakit seperti demam berdarah hingga menyebabkan
banjir.
2.
Tinjauan
Pustaka
2.1 Angka Harapan Hidup
Pada umumnya AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk dan juga meningktakan
kesehatan penduduk. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan penduduk
dibutuhkan usaha seperti sarana dan prasarana kesehatan penduduk dan program
sosial seperti memberantas kemiskinan dan memberikan kecukupan gizi.
2.2 Daerah
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara
Barat terletak antara 115°.46’ Bujur Timur sampai 119°.10’ Bujur Timur dan
antara 8°.5’ Lintang Selatan.
Batas-batas Nusa Tenggara Barat, dari utara berbatasan langsung dengan
Laut Jawa, sebelah selatan dibatasi oleh Lautan Indonesia, sebelah barat oleh
Selat Lombok, sebelah timur oleh Sape. Seluruh wilayah Nusa Tenggra Barat
mempunyai luas 19.855 km2. Meliputi luas Pulau Lombok 4.594,5 km2
dan luas Pulau Sumbawa, 15.269,5 km2.
Secara
keseluruhan, Nusa Tenggara Barat memiliki luas total mencapai hingga 20.153,20
km², dua pulau besar yang ada di Nusa Tenggara Barat yakni Pulau Lombok memiliki luas sebesar 4.738,7 km², sedangkan
Pulau Sumbawa memiliki luas yang lebih besar yakni mencapai hingga 15.414,5
km². Berdasarkan data statistik dari lembaga meteorologi, temperatur maksimum
pada tahun 2001 berkisar antara 30,9° – 32,1° C, dan temperatur minimum
berkisar antara 20,6° - 24,5°C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan
September dan terendah ada bulan Nopember. Sebagai daerah tropis, Nusa Tenggara
Barat mempunyai rata-rata kelembaban yang relatif tinggi, yaitu antara 48% -
95%.
2.3 Kerangka
Pemikiran
3.
Metode
dan data
Tabel 1. Variabel
AHH
Nama Variabel |
Jenis |
Sosial |
Dependen |
Kesehatan |
Indenpenden |
Ekonomi |
Dependen |
Lingkungan |
Dependen |
Pendidikan |
Dependen |
Keturunan |
Indenpenden |
4.
pembahasan
4.1 Faktor yang
mempengaruhi AHH
Nusa Tenggara
Barat memiliki grafik angka harapan hidup yang cenderung naik yang beiringan
dengan kenaikan AHH di Indonesia, meskipun AHH Nusa Tenggara Barat tidak
setinggi AHH nasional. Nusa
Tenggara Barat merupakan pulau yang memiliki AHH yang cukup baik.
Terlihat pada AHH di dua pulaunya, yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
AHH di Nusa Tenggara Barat cukup tinggi
dari tahun 2011-2013. Menurut Badan Pusat Statistik menyatakan AHH di Nusa
Tenggara Barat pada tahun 2011 sebesar 64.13, pada tahun 2012 sebesar 64.43,
dan pada tahun 2013 sebesar 64.77.
AHH di Nusa
Tenggara Barat mengalami kenaikan karena adanya lima factor yang
mempengaruhinya seperti faktor sosial, faktor kesehatan, faktor ekonomi , faktor lingkungan, factor keturunan, dan factor pendidikan. Enam factor ini
sangat mendukung kenaikan AHH di Nusa Tenggara Barat ini.
4.1.1
Faktor
Sosial
Pertumbuhan AHH di Nusa Tenggara Barat dengan jangka waktu dua
tahun dilakukan dengan melakukan peningkatan dari lima factor tadi. Dari faktor sosial, masyarakat di
dorong untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Seperti misalnya menjaga
kebersihan di sekitar lingkungan rumah atau komplek. Dengan menjaga lingkungan
maka secara tidak langsung factor kesehatan juga akan meningkat.
4.1.2
Faktor
Kesehatan
Perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat turut mempunyai pengaruh dan peranan yang besar
terhadap derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau tidaknya lingkungan,
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat tergantung pada perilaku masyarkat
itu sendiri. Untuk mengubah perilaku manusia tidak mudah namun sangat
diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk memperkacil
terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang
kurang sehat, dibutuhkan beberapa usaha seperti rumah sehat, air bersih, sarana
sanitasi (pembuangan air limbah, tempat sampah, dan kepemilikan jamban), tempat
umum dan pengelolaan makanan, serta sarana pengolahan limbah di sarana
pelayanan kesehatan.
Faktor kesehatan
sangat penting akan pertumbuhan AHH seseorang. Jika
lingkungannya kotor maka, memberikan dampak buruk bagi orang yang tinggal di
sekitaran tempat itu. Demikian sebaliknya, jika tempat yang ditinggalinya
bersih maka kesehatan ditempat itu bisa dijamin sehat.
4.1.3
Faktor
Pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu cara untuk menjamin dann miningkatkan kualitas kehidupan
manusia secara ekonomi dan social, serta sebagai salah satu cara mengatasi
kesenjangan dalam upaya mencapai kesetaraan dan mewujudkan hidup makmur.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan menjamin perbaikan yang terus
berlangsung dalam tingkat teknologi yang digunakan oleh masyarakat
Dengan semakin
tingginya tingkat penidikan, diharapkan seseorang akan semakin mudah dalam
menyerap, memilih, beradaptasi atau mengembangkan segala bentuk informasi dan
pengetahuan baru untuk kehidupannya.
Pendidikan di
Nusa Tenggara Barat cukup baik, bisa dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH) yang
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Angka melek huruf di Nusa Tenggara
Barat pada tahun 2011 sebesar 83,24, mengalami kenaikan di tahun berikutnya
sebesar 0,44 menjadi 83,68, dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,99
menjadi 84,67. Dengan adanya peningkatan disetiap
tahunnya, pendidikan di Nusa Tenggara Barat terus melakukan pebenahan mulai dari
guru hingga para siswanya.
4.1.4
Faktor
Ekonomi
Hampir semua yang
ada di dunia ini memerlukan alat pembayaran untuk memperolehnya baik sandang,
pangan, dan papan. Secara kasar, faktor ekonomi dilihat dari daya beli
masyarkat yang mampu atau tidak
untuk memenuhi kebutuhan hidup
(spp). Pertumbuhan perekonomian di provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat dari
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Menurut Badan
Pusat Statistik PDRB adalah produk domestik ditambah dengan pendapatan dari
faktor produksi yang diterima dari luar daerah/negeri dikurangi dengan
pendapatan dari faktor produksi yang dibayarkan ke luar daerah/negeri. Jadi
produk regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang
dimiliki oleh residen.
PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2011
sebesar 48.729,11 milyar rupiah, dan pada tahun 2012 sebesar 49.529,38 milyar
rupiah, dan pada tahun 2013 sebesar 56.277,97 milyar rupiah. Perekonomian
provinsi Nusa Tenggara Barat masih didominasi oleh sektor pertanian dan pertambangan. Kontribusi sektor pertanian berturut-turut dari tahun 2011 sebesar 26,45 persen, pada tahun 2012 sebesar 25,69 persen, dan
pada tahun 2013 sebesar 26,15 persen.
Dengan PDRB yang terus meningkat ini memberikan dampak pada laju pertumbuhan ekonomi di provinsi Nusa Tenggara barat. Laju pertumbahan di Nusa Tenggara Barat jika dipadukan dengan laju pertumbuhan kabupaten/kota maka, laju pertumbuhan ekonomi di povinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2011 sebesar -3.91, pada tahun berikutnya 2012 sebesar -1.54, dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup tinggi yakni 5.16. Kabupaten Lombok Tengah menjadi kabupaten yang laju perekonomiannya dengan rata-rata tertinggi disusul oleh kebupaten Sumbawa. Kota Bima menjadi kota yang laju perekonmiannya tertinggi disusul oleh kota Mataram.
4.1.5
Faktor
Lingkungan
Lingkungan mempunyai pengaruh dan peranan yang terbesar terhadap
derajat kesehatan masyarakat dan kemudian diikuti kesehatan dan keturunan.
Lingkungan umumnya berhubungan dengan aspek fisik seperti sampah, air, udara,
tanah, iklim, dan perumahan. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,
kepercayaan, pendidikan dan ekonomi.
Faktor lingkungan
yang digunakan dalam penelitian ini lebih menekankan pada kondisi lingkungan
yang sehat seperti kualitas fisik air minum, sanitasi dasar dan criteria rumah
sehat. Indikator-indikator yang digunkan untuk menggambarkan kondisi lingkungan
dalam penelitian ini meliputi kualitas fisik air minum, akses terhadap sumber
air minum berkualitas, akses pembuangan tinja layak sesuai MDGs, sarana
pembuangan akhir tinja dan criteria rumah sehat.
4.1.6
Faktor
Keturunan
Keturunan atau
genetik merupakan faktor yang telah adaa dalam diri manusia yang dibawa sejak
lahir, mislanya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes mellitus dan
asma bronehial. Selain itu, factor keturunan juga dapat dikasi dari kondisi
balita dan ibu hamil. Masa kehamilan dan balita sangat menentukan perkembangan
otak anak. Dalam hal ini perilaku ibu memegang peranan penting karena kesehatan
balita sangat tergantung oleh ibunya.
Faktor keturunan
dalam penelitian ini dikaji berdasarkan bentuk persiapan yang dilakukan oleh
seorang ibu untuk kesehatan anakanya mulai dari masa kehamilan sampai masa
pengasuhan balita. Adapun indicator yang digunakan meliputi pemberian suntikan
TT[1]
dan tablet besi[2] pada ibu
hamil, kasus persalinan ditolong tenaga kesehatan, status gizi balita,
frekuensi penimbangan anak dan cakupan pemberian air susu ibu atau ASI
eksklusif, imunisasi dasar lengkap dan kapsul vitamin A pada balita.
5.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis dan uraian yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Angka
Harapan hidup di provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2011-2013 mengalami
kenaikan secara signifikan meskipun jauh dari angka harapan hidup nasional.
2.
Faktor
pendidikan menjadi salah satu faktor pendorong yang besar untuk meningkatkan
AHH di daerah provinsi Nusa Tenggara Barat. Sebab dengan adanya pendidikan
diharapkan agar dari generari ke genearsi bisa semakin mudah dalam menyerap,
memilih, beradaptasi atau mengembangkan segala bentuk informasi dan pengetahuan
baru untuk kehidupannya.
6.
daftar pustaka
Anggraini, E. (2013). Disparitas spasial angka harapan
hidup di Indoensia tahun 2010.
Atmanti, H. D. (2010). Investasi SUmber Daya Manusia Melalui
Pendidikan. Jurnal Dinamika Pembangunan (JDP) , 2, 30-39.
Ayuk Putri Sugiantari, I. N. (2013). Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Angka Harapan Hidup di Jawa Timur Menggunakan Regresi
Semiparametrik Spline. Sains & Seni ITS , 2.
Drs. Jacub Ali, D. M. (1983). Aspek Geografi Budaya Dalam
Wilayah Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebusayaan.
Statistik, B. P. (2011-2013, Januari-Desember 1). Badan
Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. Retrieved November-Desember
5, 2018, from Badan Pusat Statistik: https://ntb.bps.go.id/dynamictable/2016/10/03/61/laju-pertumbuhan-ekonomi-menurut-kabupaten-kota-2011---2016.html
Wilopo, S. A. (1998). Dampak resesi ekonomi pada penurunan
kematian dan peningkatan angka harapan hidup di Indonesia.
Comments
Post a Comment