Balancing and Reinforcing
Balancing and Reinforcing
Produce
both growth and decay. Kim 2000. Page 14.
For
every goalseeking behavior, there is a balancing loop. Kim 2000. Page 15.
Balancing
loops try to bring a system to a desired state and keep it there. Kim 2000.
Page 14.
“We can
think of them as a complicated blend of the "good" (the desired
goal), the "bad" (the actual situ- ation that we don't want), and the
"ugly" (our perception of the situation, which we hate to examine).”
Kim 1999. Page 9.
All
complex dynamic behavior is produced by two loops: reinforcing and balancing.
Kim 2000. Page 15.
Metode
System Thinking memiliki berbagai tools dalam melihat sebuah situasi menyeluruh
yang saling berhubungan, diantaranya adalah Model Causal Loop Diagram (CLD).
Model Causal Loop Diagram (CLD) atau yang sering juga dikenal dengan diagram
sebab akibat adalah model yang digunakan dalam sebuah pemecahan maupun
pencegahan masalah dengan melihat setiap faktor yang ada berkaitan dengan
faktor-faktor lainnya.
Dalam
buku Kim 2000 diberitahukan "All
complex dynamic behavior is produced by two loops: reinforcing and balancing”
Causal loops terdapat dua loop didalamnya. Pertama ada reinforcing loops. Reinforcing loop ialah produce both growth and decay yang jika kita translate yang
memiliki arti menghasilkan pertumbuhan dan kerusakan. Reinfocing
loop sendiri juga merupakan perubahan pada suatu arah yang dimana memberikan
perubahan. Lalu yang kedua ialah ada balancing loops. Balancing loop ialah hubungan yang saling bertolak belakang. Jika dalam buku Kim tahun 2000
mencontohkan Employee - supervisor Reinforcing loop dan
Inventory control balancing loops, kali ini saya akan mencoba dengan contoh
yang lain, inflasi.
Inflasi
merupakan salah satu kejadian yang umum di bidang ekonomi. Jika kita melihat
pengertian inflasi dari laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi secara
sederhana diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam
jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan
kenaikan harga) pada barang lainnya. Terdapat pengertian inlasi dari Badan
Pusat Statistik (BPS) yang mengartikan inflasi sebagai kecenderungan naiknya
harga barang dan jasa, pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika
harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami
kenaikan.
Dalam
kasus inflasi perlu kita mengetahui bagaimana inflasi itu bisa dikontrol atau minimal
menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi yang berada dalam negara tersebut seperti
dikutip dari buku Kim 2000 ” “For every
goalseeking behavior, there is a balancing loop.” (dalam konteks behavior
ialah inflasi) Dalam mengkontrol inflasi, saya memakai dua loop yakni
reinforcing dan balancing loop. Merujuk pada reinforcing kita dapat mengatasi
dengan cara menaikkan tingakat suku bunga agar masyarakat itu ”terangsang”
untuk menabung, mengapa, agar jumlah uang beredar (JUB) di kalangan masyarakat
itu berkurang, lalu cara lainya bisa melalui giro wajib minum, Tight Money
Policy (Kredit , Operasi Pasar yang dimana Bank Indonesia akan melakukan
menjual surat-surat berharga. Lalu
bagaimana dengan balancing loop-nya, dalam kutipan Kim 2000 mengatakan” Balancing
loops try to bring a system to a desired state and keep it there. Hubungan anatar balancing loop
dan inflasi disini ialah bagaimana kita mengontrol inflasi sesuai dengan
keinginan kita, yang tentu dalam hal ini good.
Good yang dimaksud ialah sebagaimana dijelas di buku Kim 1999 yang mangatakan
bahwa “We can think of them as a
complicated blend of the "good" (the desired goal), the
"bad" (the actual situ- ation that we don't want), and the
"ugly" (our perception of the situation, which we hate to examine).” Misalnya
inflasi yang terbilang berat yang berkisaran 50% maka perlu adanya
komponen-komponen yang dapat menekan terjadinya inflasi.
Singkatnya
dalam kasus inflasi ini, reinforcing loop berperan sebagai indikator apa yang
dibutuhkan untuk mengatasi inflasi ini dan balancing loop berperan sebagai hasil
dari penerapan indikator tadi, hasilnya bisa good, bad, atau ugly.
Daftar Pustaka
Kim, D. H. (1999). Introduction to Systems Thinking. Pegasus Communicatins, Inc.
Kim, D. H. (2000). System Thinking Tools.
Pegasus Communicatins, Inc.
Comments
Post a Comment